Selasa, 10 September 2019



1.   Cara Menyediakan Bahan Kemasan Alami/Buatan Dan Desain Kemasan Untuk Berbagai Jenis Komoditas/Produk Agroindustri

a.   Jenis Bahan Kemasan Alami
1)   Bambu
Kelebihan dari kemasan yang terbuat dari anyaman bambu, adalah mampu menjaga kelembaban udara, dan dengan sifatnya yang opak, dapat melindungi bahan yang dikemasnya terhindar dari reaksi penguraian yang diakibatkan oleh sinar atau cahaya. Akan tetapi kelemahannya bila tertarik anyamannya akan terbuka dan sulit menutup kembali.

2)   Kayu
Penggunaan kemasan kayu baik berupa peti, tong maupun palet sangat umum digunakan dalam transportasi berbagai komoditas dan perdagangan. Kemasan kayu umumnya digunakan sebagai kemasan tersier yaitu untuk melindungi kemasan di dalamnya. Kelebihan dari kemasan kayu adalah memberikan perlindungan mekanis dengan baik untuk bahan yang dikemas.
Bahan kemasan kayu biasanya digunakan untuk mengemas produk yang berat dan mudah rusak. Kayu memiliki sifat yang tidak seragam karena termasuk bahan alami. Bahan kayu memiliki kelebihan yaitu cocok digunakan untuk membuat kemasan dalam jumlah kecil, lebih baik dibanding bahan kemasan lain dari segi kekakuan, kekuatan menumpuk yang baik serta perlindungan yang lebih baik saat proses pengemasan produk. Kekurangannya, bahan kayu cenderung tidak kedap uap air, biaya kemasan tinggi, waktu menyusun lambat, kurang menarik dari segi kenampakan, ketersediannya cukup sulit, tidak ekonomis sebagai pengemas produk kecil dalam jumlah yang besar/banyak dan makan tempat (memiliki volume yang besar).
3)   Serat nabati
Contoh penggunaan serat nabati pada kemasan adalah penggunaan karung goni. Karung goni mempunyai sifat yang baik karena fleksibel, relatif murah, dapat melindungi bahan dari kelembaban, mudah menutup kembali bila goni diganco untuk membantu pengangkutan, atau ditusuk untuk mengambilan contoh, mudah dalam penyimpanan dengan cara penumpukan tanpa mudah meleset atau meluncur ke bawah. 

4)   Dedaunan seperti daun pisang, jati, jagung, nyiur, aren, dan sebagainya
Tidak semua daun baik digunakan untuk mengemas, dikarenakan  sifat fisik yang berbeda terutama sifat fleksibilitas. Cara penggunaannya dapat secara langsung atau melalui proses pelayuan terlebih dahulu, hal ini untuk lebih melenturkan daun sehingga mudah untuk dilipat dan tidak sobek atau pecah. Seperti halnya pada pengemasan tape ketan, produk ini banyak mengandung air, sehingga dengan permukaan yang licin , rendah menyerap panas, kedap air dan udar, maka cocok untuk digunakan untuk mengemas. 
Kemasan daun pisang biasa digunakan untuk kue-kue basah. Daun pisang yang biasa digunakan untuk membuat kemasan biasanya daun pisang kluthuk yang masih muda. Sebelumnya, daun pisang tersebut kita jemur atau dikukus terlebih dahulu agar mudah dilipat. Untuk menyematkan sisi daun yang bersentuhan dapat dengan memakai biting (lidi yang diruncingkan) ataupun klip.
Gambar 5. Contoh Kemasan Alami

Penjelasan:
Penggunaan kemasan alami seperti bambu, kayu, dan dedaunan.

b.   Jenis Bahan Kemasan Buatan
1)       Kemasan Plastik
Plastik dibuat dengan cara polimerisasi yaitu menyusun dan membentuk secara sambung menyambung bahan-bahan dasar plastik yang disebut monomer. Misalnya, plastik jenis PVC (Polivinil Chlorida), sesungguhnya adalah monomer dari vinil klorida. Disamping bahan dasar berupa monomer, di dalam plastik juga terdapat bahan non plastik yang disebut aditif yang diperlukan untuk memperbaiki sifat-sifat plastik itu sendiri. Bahan aditif tersebut berupa zat-zat dengan berat molekul rendah, yang dapat berfungsi sebagai pewarna, antioksidan, penyerap sinar ultraviolet, anti lekat, dan masih banyak lagi.
Gambar 6. Jenis-jenis plastik



Penjelasan:
a)    PET/PETE (Polyethylene Terephtalate),  dengan ciri-ciri yang mudah dikenali dari jenis plastik PET/PETE ini, antara lain jernih, kuat, tahan pelarut, kedap air dan gas, serta mudah lunak jika berada pada suhu 80 derajat Celcius.

b)   HDPE (High Density Polyethylene), Ciri-ciri HDPE yang bisa Anda kenali adalah semi fleksibel, tahan bahan kimia, dan lembab. Meskipun dikenal cukup aman dari reaksi bahan kimia, tapi jenis plastik HDPE ini bisa berubah lunak jika berada pada suhu 75 derajat celcius. HDPE direkomendasikan untuk satu kali pemakaian saja, karena pelepasan senyawa antimoni trioksida terus meningkat seiring waktu. Senyawa ini bisa mengakibatkan iritasi kulit, gangguan pernapasan, gangguan menstruasi bahkan bisa menyebabkan keguguran bagi ibu hamil, jadi perlu berhati-hati.

c)    PVC (Polyvinyl Chlorida), Jenis plastik yang ini mungkin sudah cukup familiar di kalangan masyarakat dalam wujud pipa peralon atau pipa PVC. Jenis plastik ini memiliki tanda gambar segitiga dengan nomor tiga di dalamnya. Ternyata PVC banyak digunakan untuk mengemas mentega, margarine, dan minyak goreng karena tahan terhadap minyak dan memiliki permeabilitas yang rendah terhadap air dan gas. PVC juga digunakan untuk mengemas perangkat keras (hardware), kosmetik, dan obat-obatan. PVC ini memiliki sifat kuat dan cukup keras, namun bisa berubah menjadi lunak jika berada pada suhu 80 derajat celcius. PVC banyak digunakan sebagai bahan pakaian, perpipaan, atap, dan lain lain. Sebagai bahan bangunan, PVC relatif murah, tahan lama, dan mudah dirangkai. Meskipun begitu, PVC juga mengandung komponen berbahaya yang terdiri dari vinyl chloride monomer VCM), ester ftalat (DEHP, DIDP), senyawa Pb, dan semi karbazid (SEM) sehingga tidak boleh digunakan untuk menyimpan makanan dan minuman, karena mengandung zat diethylhydroxylamine (DEHA) yang bisa merusak organ tubuh ginjal dan hati. Kalau dipakai berulang-ulang, apalagi untuk menyimpan air panas, lapisan polimer pada botolnya itu akan meleleh dan mengeluarkan zat karsinogen yang bisa menyebabkan kanker. Maka dari itu, sebaiknya jenis kemasan plastik yang satu ini disimpan di tempat yang sejuk dan hidarkan dari tempat yang memiliki suhu diatas 80 derajat Celcius.

d)   LDPE (Low Density Polyethylene), Bergambar segitiga dan diberi nomor empat, jenis plastik ini biasa disebut LDPE. Umumnya digunakan sebagai plastik pembungkus makanan, dan kantung plastik supermarket yang biasa Anda gunakan. Sifat dari plastik ini kuat, fleksibel, kedap air, permukaannya tidak jernih dan dapat berubah menjadi lunak jika berada pada suhu 700C.

e)    PP (Polyprophylene), Polypropylene akan Anda temukan pada plastik dengan gambar segitiga bernomor lima. Plastik ini biasanya ditemukan pada kotak makanan, atau botol obat. Botol berbahan PP tahan terhadap bahan kimia, panas dan minyak, tapi akan melunak pada suhu 140 derajat celcius. Polypropylene merupakan jenis plastik terbaik untuk digunakan sebagai kemasan makanan dan minuman, karena mampu mencegah terjadinya reaksi kimia, dan cukup tahan terhadap suhu panas.

f)     PS (polystyrene), Jenis plastik Polystyrene ini juga dikenal dengan sebutan styrofoam. Jenis kemasan ini memiliki sifat kaku, buram, terpengaruh terhadap lemak dan pelarut, cukup mudah dibentuk dan berubah menjadi lunak jika berada pada suhu panas 95 derajat celcius. Wadah styrofoam dapat ditemukan sebagai kemasan makanan beku, hidangan siap saji, bahkan dapat dibuat sebagai piring, garpu, kemasan kopi dan sendok plastik. Styrofoam diketahui bisa mengeluarkan zat styrene jika dipanaskan apalagi ketika mengunakan microwave. Karena zat styrene ini bisa menimbulkan kerusakan otak, menggangu sistem reproduksi, hingga sistem syaraf. Maka dari itu sangat dianjurkan untuk menghindari jenis kemasan ini sebagai kemasan makanan atau minuman.

g)   Others, misalnya plastik yang terbuat dari monomer PC (Poly Carbonat), jenis plastik Polikarbonat ditandai dengan gambar segitiga dengan nomor tujuh. Plastik ini merupakan jenis plastik polikarbonat (PC) dengan ciri-ciri tidak mudah pecah, ringan, dan jernih.

 Pada dasarnya, polikarbonat cukup aman, dan sering digunakan pada galon air minum, bahkan botol susu bayi, selama tidak tergores dan tidak menunjukkan tanda-tanda kerusakan. Karena itu, pada dasarnya polikarbonat mulai tidak direkomendasikan lagi sebagai kemasan makanan atau minuman, karena mengandung residu bisfenol A (BPA) yang sangat berbahaya bagi tubuh. Jumlah zat kimia yang akan dikeluarkan tergantung pada suhu udara pada saat itu.
2)   Kertas
Kertas adalah salah satu bahan yang sering digunakan untuk membuat kemasan produk dengan proses sulfatsai. Sifat-sifat penting dari kertas untuk bahan kemasan adalah ketahanan terhadap bau, permeabilitas terhadap uap air, ketahanan terhadap asam dan alkali, aroma dan gas serta ketahanan terhadap lemak dan minyak.

3)   Kemasan Logam
Logam yang biasa digunakan sebagai bahan kemasan makanan seperti aluminium, seng maupun besi. Kemasan logam biasa dikenal dengan kemasan kaleng. Bahan dasar kemasan kaleng, tidak boleh mengandung logam berbahaya seperti timbal, merkuri, kadmium maupun kromium, yang kesemuanya dapat menimbulkan efek negatif bagi konsumennya.
4)    Gelas atau kaca
Gelas merupakan material non-organik yaitu hasil dari proses pendinginan tanpa melalui pross kristalisasi. Gelas adalah benda padat yang tidak memilikistruktur seperti halnya logam dan juga keramik. Bahan kaca/gelas termasuk jenis bahan kemasan yang tahan terhadap air, gas serta asam. Jenis bahan kemasan kaca/gelas dianggap aman digunakan untuk mengemas produk pangan karena memiliki sifat-sifat tertentu yang mampu menyaring cahaya yang masuk ke dalam kemasanNamun, gelas juga memiliki kekurangan dengan sifatnya yang mudah pecah.
5)   Aluminium foil
Bahan kemasan foil terbuat dari lembaran berbahan logam dengan ketebalan < 0,15 mm juga permukaan mengkilap dengan kenampakan yang menarik. Biasanya, kemasan yang sifatnya semi kaku terbuat dari foil yang ketebalannya 0,0375 – 0,1125 mm. Foil berbahan aluminium atau yang sering dikenal dengan aluminium foil atau alufoil. Alufoil bersifat kedap air, dapat dibentuk sesuai keinginan, tidak terpengaruh sinar, tahan suhu tinggi hingga > 290 0C, tidak berbau, tidak beracun dan higenis serta kenampakannya bagus karena permukaannya licin dan bisa memantulkan cahaya. Bahan alufoil biasanya berada di bagian dalam jika digunakan untuk mengemas produk pangan.
Gambar 7. Contoh kemasan plastik/buatan

Penjelasan:

Beberapa contoh kemasan buatan yang digunakan untuk produk pangan


c.    Desain Kemasan Komoditas Agroindustri
Desain kemasan adalah suatu rancangan atas kemasan pada suatu produk tertentu yang dilakukan sebagai upaya peningkatan dan syarat produksi yang mendukung pemasaran suatu produk. Desain dari suatu kemasan suatu produk diungkapkan melalui bentuk kemasan, ilustrasi-ilustrasi, pemilihan warna dan huruf.
Ada lima hal wajib yang patut ada dalam desain kemasan produk untuk branding dan promosi, ialah:
1. Desain kemasan produk harus memiliki keunikan yang mampu menjadi pembeda dengan produk-produk pesaing,
2. Desain kemasan harus memiliki kemampuan untuk ditampilkan. Dengan kata lain kemasan harus memiliki unsur estetik,
3. Desain kemasan harus mengikutsertakan nama produk, logo, ciri khas, dan informasi mengenai produk dan produsen.
4. Desain kemasan harus efisien, mudah dan nyaman dibawa dan dipegang,
5. Desain kemasan baiknya menggunakan warna dan bahan yang tidak mengganggu konsumen secara sosial dan atau psikologis.
         
Gambar 8. Contoh desain kemasan yang kreatif






Penjelasan:
Beberapa contoh kemasnan produk yang didesain dengan menarik dan multi fungsi.

d.       Label Kemasan
Label merupakan identitas dari suatu produk. Dengan adanya label, konsumen akan mampu membedakan antara produk satu dengan produk lainnya. Lebeling adalah upaya memberi label berupa informasi singkat mengenai produk tersebut. Beberapa informasi yang perlu dicantumkan dalam label menurut Undang-Undang RI No.7 tahun 1996 tentang pangan, meliputi:
1)   Nama produk
2)   Daftar bahan yang digunakan
3)   Berat bersih
4)   Nama dan alamat pihak yang memproduksi
5)   Keterangan halal
6)   Tanggal, bulan dan tahun kadaluarsa
7)   Keterangan tambahan (nomor pendaftaran, kode produksi, nilai gizi, maupun cara penggunaan)
Pembuatan Label sangat dianjurkan dalam suatu produk. Selain meningkatkan minat konsumen untuk membeli suatu produk tersebut, juga menghindari terjadinya kesalahan dalam pembelian. Mengingat banyak sekali produk yang sama yang dijual. Misalnya saja bakpia pathok. Hampir semua orang membuat bakpia, tentu ini akan membuat konsumen kebingungan dalam memilih varian bakpia yang akan dibeli. Maka, dengan melihat label yang ada, Mungkin dapat membantu konsumen mencari bakpia sesuai harapan.

Labeli produk makanan sangat bervariasi. Dari mulai yang sederhana sampai pada yang rumit. Misalnya saja labelingan hanya berupa kertas label yang diprint/cetak kemudian ditempelkan dalam plastik kemasan. Atau label yang disablon diplastik atau kertas/kardus yang akan dijadikan kemasan.
                   
              Gambar 9. Contoh Label produk



Penjelasan:
Label kemasan yang baik memiliki informasi jenis produk, berat, informasi perusahaan, keamanan dan gizi, komposisi bahan dan tanggal kadaluarsa.

2.   Cara Menyediakan Peralatan untuk Proses Pengemasan Tertentu yang Akan Dilakukan

Menurut SNI 01-3719-2014, minuman sari buah (fruit juice) adalah minuman yang diperoleh dengan mencampur air minum, sari buah atau campuran sari buah yang tidak difermentasi, dengan bagian lain dari satu jenis buah atau lebih, dengan atau tanpa penambahan gula, bahan pangan lainnya, bahan tambahan pangan yang diizinkan. Sedangkan menurut Keputusan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Nomor HK. No. HK.00.05.52.4040 Tahun 2006 tentang Kategori Pangan mengatur definisi dan karakteristik dasar sari buah, adalah cairan yang diperoleh dari bagian buah yang dapat dimakan yang dicuci, dihancurkan, dijenihkan (jika dibutuhkan), dengan atau tanpa pasteurisasi dan dikemas untuk dapat dikonsumsi langsung. Untuk menyediakan peralatan pengemasan yang akan dilakukan, maka harus diketahui terlebih dahulu karakteristik jenis produk yang akan dibuat.

Dari berbagai jenis kemasan, yang digunakan untuk mengemas  produk sari buah dan sayuran diantaranya yaitu jenis kemasan plastik dan kemasan gelas. Contoh dari jenis kemasan plastik diantaranya yaitu HDPE dan PET. Kemasan plastik HDPE lebih kaku dibandingkan LDPE, tahan terhadap suhu tinggi sehingga dapat digunakan untuk produk yang akan disterilisasi. Menurut Anonim (2004) dalam buku karangan Robertson (2010) botol HDPE telah digunakan selama bertahun-tahun dalam mengemas sari jeruk namun karena kemampuannya yang rendah sebagai penghalang O2, botol ini hanya dapat digunakan selama 3 minggu dalam keadaan dingin. Sedangkan untuk kemasan plastik PET yang juga penggunaannya meningkat dalam pengemasan sari buah dan minuman memiliki sifat tahan terhadap suhu tinggi, tembus pandang, kuat dan tidak mudah sobek dan memiliki permeabilitas terhadap uap air dan gas yang rendah (Julianti, E dan Murminah, M., 2006). Kemasan jenis gelas banyak digunakan sebagai kemasan sari buah dan sesuai dengan jenis produk pangan yang mengalami pemanasan seperti pasteurisasi atau sterilisasi. Menurut S. Dardjo (1980) kemasan gelas memiliki keistimewaan yaitu  tidak bereaksi dengan isi (tidak mencemari isi), tetapi kekurangannya adalah berat dan dapat pecah.
Dalam pengemasan sari buah dan sayuran, baik menggunakan kemasan plastik maupun botol/kaca, peralatan yang dibutuhkan adalah:
Gambar 16. Peralatan Pengemasan Produk Sari Buah dan Sayuran










Penjelasan :
Peralatan pengemasan untuk produk sari buah dan sayuran yang dibutuhkan adalah: 1) mesin penutup botol, 2) mesin cup sealer

           Keterampilan yang Diperlukan dalam Memilih Bahan dan Desain Kemasan

1.    Menyediakan petunjuk/prosedur/panduan tertulis tentang berbagai bahan, cara dan peralatan untuk pengemasan manual.
2.    Menyediakan berbagai bahan kemasan alami/buatan dan desain kemasan untuk berbagai jenis komoditas/produk agroindustri.
3.    Menyediakan peralatan untuk proses pengemasan manual tertentu yang akan dilakukan.

     Sikap Kerja yang Diperlukan dalam Memilih Bahan dan Desain Kemasan

1.    Harus paham, cermat dan teliti dalam menyediakan petunjuk/prosedur/panduan tertulis tentang berbagai bahan, cara dan peralatan untuk pengemasan manual.
2.    Harus kreatif, inovatif, cermat dan teliti dalam menyediakan berbagai bahan kemasan alami/buatan dan desain kemasan untuk berbagai jenis komoditas/produk agroindustri.
3.    Harus cemat dan teliti dalam menyediakan peralatan untuk proses pengemasan manual tertentu yang akan dilakukan.



Jumat, 06 September 2019

Memilah Cara, Bahan Kemasan dan Alat Pengemasan MAnual



MEMILIH BAHAN DAN DESAIN KEMASAN


A.   Pengetahuan  yang Diperlukan dalam Memilih Bahan dan Desain  Kemasan

1.   Cara Menyediakan Petunjuk/Prosedur/Panduan Tertulis tentang Berbagai Bahan, Cara dan Peralatan untuk pengemasan Manual

Teknologi pengemasan terus berkembang dari waktu ke waktu dari mulai proses pengemasan yang sederhana atau tradisional hingga pengemasan yang sifatnya modern. Saat ini, pengemasan merupakan salah satu faktor penting dalam persaingan dunia usaha. Hampir semua orang membutuhkan kemasan dalam setiap produknya. Selain sebagai alat pelindung dari kerusakan, kemasan juga berfungsi sebagai nilai estetika yang menjadikan alasan mengapa orang memilih atau membeli produk tersebut.

Jaman dahulu, orang sudah mengenal alat pengemas secara tradisional/alami berupa dedaunan (daun pisang, jati, dan daun jambu) sebagai alat pembungkus makanan. Misalnya saja membungkus tempe dengan menggunakan daun pisang atau jati. Selain daun pisang dan jati, orang juga menggunakan daun jagung sebagai pembungkus dodol dan sebagainya. Dengan semakin berkembangnya teknologi, kemasan tradisional kini sudah mulai ditinggalkan. Walaupun masih ada beberapa orang yang memanfaatkan kemasan tersebut untuk jenis makanan tertentu. Kini, produsen sudah banyak memanfaatkan kemasan modern seperti kemasan plastik, kertas, kaleng/logam, dan lainnya.

Cara-cara pengemasan dan labeling yang baik dan menarik tentu sangat diperlukan dalam mendukung suatu produk makanan. Sayangnya belum semua produsen seperti Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) dapat menerapkannya. Sampai saat ini kemasan produk masih merupakan masalah bagi para pengelola usaha, khususnya Usaha Mikro Kecil dan Menengah. Permasalahan tentang kemasan produk dan labelnya kadang-kadang menjadi kendala bagi perkembangan atau kemajuan suatu usaha. Banyak persoalan yang muncul ketika suatu usaha ingin memiliki suatau kemasan produk yang baik, berkualitas dan memenuhi standar nasional yang ada. Persoalan-persoalan yang sering dihadapi seperti bahan pengemas, desain bentuk kemasan, desain label, sampai pada persoalan yang paling utama yaitu biaya pembuatan kemasan itu sendiri.
Bagi para pengelola UMKM dengan segala keterbatasan modal usaha sebaiknya permasalahan tentang kemasan bisa ditangani dengan kreativitasnya. Kemasan yang baik dan menarik tidak selalu identik dengan harga kemasan yang mahal. Dengan bahan pengemas yang biasa-biasa saja, asalkan dirancang sedemikian rupa baik bentuk maupun desain labelnya pastilah akan tercipta sebuah kemasan yang tidak kalah bersaing dengan kemasan-kemasan modern.
a.   Pengertian Kemasan
Kemasan atau packaging menjadi salah satu unsur penting dalam suatu produk. Menurut Kotler dan Keller (2009: 27), pengemasan adalah kegiatan merancang dan memproduksi wadah atau bungkus sebagai sebuah produk. Pengemasan disebut juga pembungkusan, pewadahan atau pengepakan. Pengemasan memegang peranan penting dalam pengawetan dan mempertahankan mutu suatu produk makanan. Makanan yang diberi wadah atau pembungkus akan tercegah dari kerusakan, pencemaran (debu) serta serta gangguan fisik (gesekan, benturan, getaran). Disamping itu pengemasan berfungsi untuk menempatkan suatu hasil pengolahan atau produk industri agar mempunyai bentuk-bentuk yang memudahkan dalam penyimpanan, pengangkutan dan distribusi.
b.   Fungsi Kemasan
Fungsi kemasan secara mendasar adalah untuk mewadahi dan melindungi produk dari kerusakan-kerusakan. Hal ini sesuai dengan pendapat Simamora (2007) fungsi kemasan yaitu: 1) fungsi protektif dan 2) fungsi promosional. Fungsi Protektif dimaksudkan sebagai upaya untuk menghindari berbagai kemungkinan kerusakan produk, baik karena iklim, prasarana transportasi, distribusi, dan lainnya. Sehingga dengan protektif ini para konsumen tidak perlu menanggung resiko barang rusak. Fungsi kedua yaitu promosional. Kemasan yang baik secara warna, ukuran, dan penampilan akan memiliki daya tarik tersendiri bagi pembeli untuk membeli produk tersebut.

Selain kedua fungsi di atas, fungsi lain dari kemasan adalah: 1) memudahkan distribusi pdoduk, sehingga tidak tercecer, 2) sebagai identitas produk yang membandingkan produk satu dengan yang lainnya,  3) menambah daya tarik calon pembeli.

c.    Jenis Bahan Pengemasan
Pemilihan bahan dalam pengemasan disesuaikan dengan jenis produk yang akan kita hasilkan. Apakah produk tersebut termasuk olahan basah, kering, atau lainnya. Pengemasan yang baik tentu akan meningkatkan estetika produk, sehingga konsumen tertarik untuk membelinya. Selain itu juga dapat menjaga kualitas suatu produk dari udara luar yang menyebabkan produk cepat basi, kotor, dan melempem.

Ragam kemasan makanan tradisional yang sering dijumpai seperti kemasan dengan menggunakan daun pisang, kelobot jagung (pelepah daun jagung), daun kelapa/enau (aren), daun jambu air dan daun jati. Sedangkan secara modern, jenis bahan kemasan dapat berupa: kertas, alumunium foil, film, dan plastik.

Menurut Julianti dan Nurminah (2006), Kemasan dapat diklasifikasikan berdasarkan beberapa hal atau beberapa cara yaitu sebagai berikut :
1)   Klasifikasi kemasan berdasarkan frekwensi pemakaian: a) Kemasan sekali pakai (disposable), yaitu kemasan yang langsung dibuang setelah dipakai, seperti kemasan produk instant, permen, dan lain-lain, b) Kemasan yang dapat dipakai berulangkali (multitrip) dan biasanya dikembalikan ke produsen, contoh : botol minuman, botol kecap, botol sirup, c) Kemasan atau wadah yang tidak dibuang atau dikembalikan oleh konsumen (semi disposable), tapi digunakan untuk kepentingan lain oleh konsumen, misalnya botol untuk tempat air minum dirumah, kaleng susu untuk tempat gula, kaleng biskuit untuk tempat kerupuk, wadah jam untuk merica dan lain-lain.
Gambar 1. Contoh kemasan berdasarkan frekuensi pemakaian



Penjelasan:
-      Pembungkus permen hanya dapat digunakan sekali pakai
-      Botol kecap dapat digunakan berulang kali
-      Kaleng biskuit dapat dipakai kembali untuk penggunaan lainnya
2)   Klasifikasi kemasan berdasarkan struktur sistem kemas (kontak produk dengan kemasan) : a) Kemasan primer, yaitu kemasan yang langsung bersentuhan dengan produk yang di bungkusnya, b) Kemasan sekunder, yang tidak bersentuhan langsung dengan produknya akan tetapi membungkus produk yang telah dikemas dengan kemasan primer, c) Kemasar tersier dan kuartener yaitu kemasan untuk mengemas setelah kemasan primer atau sekunder.
Gambar 2. Klasifikasi kemasan berdasarkan struktur sistem kemas
                          



Penjelasan:
Produk susu menggunakan kemasan aluminium foil sebagai kemasan primer, lalu dimasukkan ke dalam kardus (kemasan sekunder), setelah itu beberapa kemasan kardus besar (kemasan tersier).
3)   Klasifikasi kemasan berdasarkan sifat kekakuan bahan kemasan: a) Kemasan fleksibel yaitu bahan kemasan yang mudah dilenturkan tanpa adanya retak atau patah. Misalnya plastik, kertas dan foil, b) Kemasan kaku yaitu bahan kemas yang bersifat keras, kaku, tidak tahan lenturan, patah bila dibengkokkan relatif lebih tebal dari kemasan fleksibel. Misalnya kayu, gelas dan logam, c) Kemasan semi kaku/semi fleksibel yaitu bahan kemas yan memiliki sifat-sifat antara kemasan fleksibel dan kemasan kaku. Misalnya botol plastik (susu, kecap, saus), dan wadah bahan yang berbentuk pasta.

Gambar 3. Kemasan berdasarkan sifat kekakuannya




                             Penjelasan:
Kemasan kaku contohnya minuman botol, dan kemasan fleksibel contohnya produk yang dikemas dengan kertas.
4)   Klasifikasi kemasan berdasarkan sifat perlindungan terhadap lingkungan: a) Kemasan hermetis (tahan uap dan gas) yaitu kemasan yang secara sempurna tidak dapat dilalui oleh gas, udara atau uap air sehingga selama masih hermetis wadah ini tidak dapat dilalui oleh bakteri, kapang, ragi dan debu. Misalnya kaleng, botol gelas yang ditutup secara hermetic, b) Kemasan tahan cahaya yaitu wadah yang tidak bersifat transparan, misalnya kemasan logam, kertas dan foil. Kemasan ini cocok untuk bahan pangan yang mengandung lemak dan vitamin yang tinggi, serta makanan hasil fermentasi, c) Kemasan tahan suhu tinggi, yaitu kemasan untuk bahan yang memerlukan proses pemanasan, pasteurisasi dan sterilisasi. Umumnya terbuat dari logam dan gelas.
5)   Klasifikasi kemasan berdasarkan tingkat kesiapan pakai, yaitu: a)wadah siap pakai merupakan bahan kemas yang siap untuk diisi dengan bentuk yang telah sempurna sejak keluar dari pabrik.
Contohnya adalah wadah botol, wadah kaleng, dan sebagainya, dan b) Wadah Siap Dirakit atau disebut juga wadah lipatan, yaitu kemasan yang masih memerlukan tahap perakitan sebelum pengisian, misalnya kaleng dalam bentuk lempengan dan silinder fleksibel, wadah yang terbuat dari kertas, foil atau plastik.

Dari uraian di atas, kita dapat mengetahui bahwa ada hubungan antara jenis bahan kemasan dengan produk yang dikemas. Terutama untuk menghindari kemungkinan migrasi dari bahan kemasan ke produk yang dikemas. Karena migrasi disebabkan juga oleh jenis dan konsentrasi bahan kimia yang terkandung pada kemasan, sifat dan komposisi produk yang dikemas, suhu dan lamanya kontak (kemasan-produk) serta kualitas bahan kemasannya. Maka, dalam memilih kemasan harus memperhatikan hal-hal berikut:
-      Untuk bahan kemasan yang inert (tidak mudah bereaksi) maka kemungkinan migrasi ke dalam produk yang dikemas akan kecil.
-      Jangan kemas bahan pangan pada suhu tinggi (lebih dari 60 0C) karena dapat meningkatkan migrasi bahan kimia berbahaya dari kemasan. Contohnya jenis bahan kemasan melamin yang mudah migrasi ke produk pangan pada suhu tinggi.
-      Bahan pangan yang bersifat asam sebaiknya tidak disimpan menggunakan jenis kemasan logam.
-      Jika memilih kemasan plastik maka sebaiknya pilih yang berkode “daur ulang”, jangan gunakan plastik kresek warna hitam sebagai kemasan primer makanan siap santap, jangan memasukkan kemasan plastik dalam microwave kecuali plastik PP/polipropilen, jangan gunakan plastik untuk membuat makanan seperti ketupat.
-      Jika membeli peralatan makan maka pilihlah yang berkode “aman” seperti food safe, food grade atau for food use, atau bisa pilih yang bergambar gelas-garpu dan sebaiknya pilih yang jenis bahannya kaca/gelas atau pun keramik/porselen.
-      Jika memiliki botol susu bayi, sebaiknya untuk sterilisasi cukup direndam air mendidih. Jangan rebus botol susu.
-      Kemasan plastik terutama PVC tidak boleh dibakar. Hal itu dapat membuat plastik melepaskan dioksin yang dampaknya membahayakan kesehatan serta lingkungan (polusi udara).

d.   Jenis Alat pengemasan Manual
Terdapat beberapa contoh mesin pengemas manual, di antaranya:
1)   Cup Sealer adalah mesin penutup gelas plastik dengan menggunakan sistem pemanas. Selain itu membuat minuman tidak mudah tumpah karena tutup lid plastiknya yang rapat, minuman yang dikemas tertutup juga akan terlihat lebih higienis. Ramesia Mesin menyediakan 2 type cup sealer, yaitu type untuk Gelas Besar (biasanya untuk jualan Teh, Juice, atau minuman Bubble), dan Type untuk Gelas Kecil (240 ml) biasanya untuk minuman semacam Aqua, kopi, dan lain sebagainya.
2)   Hand Sealer adalah mesin pengemas yang digunakan untuk mengemas berbagai kemasan plastik. Misalnya untuk mengemas keripik, makanan ringan, bawang goreng, dll. Pengoperasian hand impulse sealer dilakukan menggunakan tangan secara manual dan sangat mudah.  Anda cukup meletakan plastik kemasan diantara hand sealer tersebut, lalu di tekan layaknya mesin press. Dengan menggunakan alat pengemas hand sealer, makanan Anda dapat bertahan lebih lama karena tersimpan rapat dalam plastik.
3)   Vacuum Sealer adalah mesin yang digunakan untuk menghampakan udara, di mana udara yang dihampakan akan menyebabkan proses dioksidasi, perkembangan oksigen akan ditekan sedemikan rupa sehingga bakteri akan berkembang biak lebih lama dibandingkan dengan proses oksidasi alami. Bila makanan akan mulai membusuk 4 hari maka dengan menggunakan mesin ini, makanan yang di vacuum akan lebih awet sekitar 15-20 hari. Mesin vacuum sealer cocok digunakan untuk usaha bandeng presto, bakso, kerupuk, sosis dan usaha kuliner lainnya. Mesin vacuum sealer terbuat dari paduan besi dan plastik, sehingga body mesin kokoh tapi juga ringan.
4)   Pedal Sealer atau yang biasa disebut juga dengan istilah foot sealer. Mesin ini penggunaannya menggunakan kaki diinjak sehingga disebut foot sealer.
5)   Mesin Penutup Botol adalah alat yang digunakan untuk mempermudah proses penutupan botol. Mesin ini dapat digunakan untuk menutup berbagai macam jenis botol diantaranya botol plastik, botol beling, dengan berbagai macam jenis penutup seperti penutup berbahan plastik, seng, kawat dan ulir.
Gambar 4. Contoh Peralatan Pengemas Manual












                   Penjelasan:
Peralatan mengemas manual seperti:1. Mesin cup sealer, 2. Hand sealer, 3. Mesin vakum, 4. mesin pedal sealer, 5. mesin penutup botol

e.       Cara Menyediakan petunjuk/prosedur/panduan tertulis tentang berbagai bahan, cara dan peralatan untuk pengemasan manual
Dalam menentukan fungsi perlindungan dari pengemasan, maka perlu dipertimbangkan aspek-aspek mutu produk yang  akan dilindungi. Mutu produk ketika mencapai konsumen tergantung pada kondisi bahan mentah, metoda pengolahan dan kondisi penyimpanan. Dengan demikian fungsi kemasan harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:
1)   Kemampuan/daya membungkus yang baik untuk memudahkan dalam penanganan, pengangkutan, distribusi, penyimpanan dan penyusunan/penumpukan
2)   Kemampuan melindungi isinya dari berbagai resiko dari luar, misalnya perlindungan dari udara panas/dingin, sinar/cahaya matahari, bau asing, benturan/tekanan mekanis, kontaminasi mikroorganisme.
3)   Kemampuan sebagai daya tarik terhadap konsumen. Dalm hal ini, informasi dan penampilan seperti bentuk, warna dan keindahan bahan kemasan harus mendapat perhatian
4)   Persyaratan ekonomi, artinya kemampuan dalam memenuhi keinginan pasar, sasaran masyarakat dan tempat tujuan pemesan
5)   Mempunyai ukuran, bentuk dan bobot yang sesuai dengan norma atau standar yang ada, mudah dibuang dan mudah dibentuk atau dicetak.
Untuk memenuhi persyaratan-persyaratan tersebut, maka kemasan harus memiliki sifat-sifat:
1.    Permeabel terhadap udara (oksigen dan gas lainnya)
2.    Bersifat non toksik dan inert (tidak bereaksi dan menyebabkan reaksi kimia) sehingga dapat mempertahankan warna, rasa, aroma produk yang dikemas
3.    Kedap air (mampu menahan air atau kelembaban udara di sekitarnya)
4.    Relatif tahan terhadap panas
5.    Mudah dikerjakan secara masinal dan harganya relatif murah
Ada banyak faktor yang harus dipertimbangkan agar kemasan bisa bekerja lebih optimal. Karena pada saat membuat kemasan produk yang baik memang harus dirancang secara matang.



Berikut tips membuat kemasan produk yang baik :
1)   Kemasan mampu menjadi pengaman produk
2)   Mudah dibawa dan didistribusikan. Kemasan yang dibuat dengan ergonomis ini biasanya memiliki tingkat kenyamanan lebih tinggi bagi konsumen. kemasan mudah diambil, mudah dibawa dalam jumlah tunggal maupun banyak, mudah dibuka jika produk di dalamnya akan digunakan.
3)   Mampu menunjukkan identitas. Kemasan produk haruslah dapat menunjukkan identitas perusahaan dan identitas produk di dalamnya agar produk mudah dikenali oleh konsumen.
4)   Dapat menjadi media komunikasi. Fungsi utama kemasan sebagai media komunikasi ini adalah untuk menerangkan dan mencerminkan citra produk sehingga mudah dipahami dan diingat oleh konsumen. Beberapa perusahaan yang memandang penting kemasan sebagai media komunikasi ini biasanya juga membubuhkan nomor telepon bebas pulsa yang bisa dihubungi konsumen apabila ingin komplain ataupun menanyakan lebih lanjut tentang produk tersebut. Bentuk-bentuk komunikasi melalui kemasan bisa dilakukan dengan cara yang beragam, bisa menggunakan teks, gambar, foto, bentuk kemasan maupun cara mengemas.
5)   Dapat dijadikan media promosi. Kemasan bisa difungsikan sebagai media iklan yang menempel langsung pada produk, itulah sebabnya banyak perusahaan yang tidak memandang remeh pada kemasan. Mereka melakukan berbagai terobosan dan eksplorasi desain sehingga bisa membuat kemasan mampu menarik perhatian.
6)   Memperhatikan etika dan estetika. Etika dalam membuat kemasan sebenarnya tidak ada aturan-aturan baku. Etika sangat tergantung dengan pola hidup masyarakat di wilayah tertentu, untuk itulah dalam membuat kemasan juga perlu penyesuaian dengan segmen pasar yang dituju agar tidak menimbulkan polemik. Estetika dalam kemasan merupakan satu hal yang terkait erat dengan keindahan. Keindahan disini bisa berupa citra visual yang ditampilkan, bisa dibangun melalui pemilihan bentuk kemasan, pemilihan warna, komposisi grafis, penggunaan font, cara pengemasan dan lain sebagainya. Dengan kemasan yang enak dilihat, tentu akan lebih menarik, meningkatkan mutu dan citra produk secara optimal.
7)   Ekonomis pembuatannya
Membuat kemasan yang ekonomis dapat diartikan sebagai perhitungan biaya produksi yang efektif termasuk pemilihan bahan, sehingga biaya tidak melebihi proporsi manfaatnya. Produk masal dan seragam biasanya bisa dibuat dengan harga yang lebih murah daripada membuat kemasan dalam bentuk khusus dan jumlah terbatas. Bahan-bahan alternatif dalam membuat kemasan juga perlu dicari untuk menekan biaya produksi kemasan tersebut.
8)   Kemasan ramah lingkungan. Dalam membuat kemasan, masalah dampak lingkungan juga tidak kalah penting untuk dipikirkan. Hal ini sangat terkait dengan berbagai polusi yang mungkin akan ditimbulkan oleh kemasan yang dibuat, misalnya semakin banyaknya sampah yang tidak bisa diurai oleh tanah. Beberapa perusahaan yang peduli, saat ini banyak yang menggunakan kemasan ramah lingkungan (environmentally friendly) yang biasanya kemasan tersebut dapat didaur ulang (recyclable) atau dapat dipakai ulang (reusable).
Dengan demikian, untuk memilih bahan, cara dan peralatan pengemasan adalah dengan membuat ceklist apakah setiap unsur persyaratan bahan kemasan telah terpenuhi atau tidak.
Berikut ini contoh panduan berupa form ceklist memilih cara, bahan dan alat pengemasan manual:
                    Tabel 1. Contoh ceklist pemenuhan persyaratan kemasan
No.
Persyaratan yang Harus dipenuhi
Terpenuhi
Belum terpenuhi
1.
Kemasan mampu mengamankan produk


2.
Mudah dibawa dan didistribusikan


3.
Menunjukkan identitas produk


4.
Dapat menjadi media komunikasi


5.
Dapat menjadi media promosi


6.
Memperhatikan etika dan estetika


7.
Ekonomis


8.
Ramah lingkungan


1.    Cara Menyediakan Bahan Kemasan Alami/Buatan Dan Desain Kemasan Untuk Berbagai Jenis Komoditas/Produk Agroindustri a.    Jenis B...