Jumat, 06 September 2019

Memilah Cara, Bahan Kemasan dan Alat Pengemasan MAnual



MEMILIH BAHAN DAN DESAIN KEMASAN


A.   Pengetahuan  yang Diperlukan dalam Memilih Bahan dan Desain  Kemasan

1.   Cara Menyediakan Petunjuk/Prosedur/Panduan Tertulis tentang Berbagai Bahan, Cara dan Peralatan untuk pengemasan Manual

Teknologi pengemasan terus berkembang dari waktu ke waktu dari mulai proses pengemasan yang sederhana atau tradisional hingga pengemasan yang sifatnya modern. Saat ini, pengemasan merupakan salah satu faktor penting dalam persaingan dunia usaha. Hampir semua orang membutuhkan kemasan dalam setiap produknya. Selain sebagai alat pelindung dari kerusakan, kemasan juga berfungsi sebagai nilai estetika yang menjadikan alasan mengapa orang memilih atau membeli produk tersebut.

Jaman dahulu, orang sudah mengenal alat pengemas secara tradisional/alami berupa dedaunan (daun pisang, jati, dan daun jambu) sebagai alat pembungkus makanan. Misalnya saja membungkus tempe dengan menggunakan daun pisang atau jati. Selain daun pisang dan jati, orang juga menggunakan daun jagung sebagai pembungkus dodol dan sebagainya. Dengan semakin berkembangnya teknologi, kemasan tradisional kini sudah mulai ditinggalkan. Walaupun masih ada beberapa orang yang memanfaatkan kemasan tersebut untuk jenis makanan tertentu. Kini, produsen sudah banyak memanfaatkan kemasan modern seperti kemasan plastik, kertas, kaleng/logam, dan lainnya.

Cara-cara pengemasan dan labeling yang baik dan menarik tentu sangat diperlukan dalam mendukung suatu produk makanan. Sayangnya belum semua produsen seperti Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) dapat menerapkannya. Sampai saat ini kemasan produk masih merupakan masalah bagi para pengelola usaha, khususnya Usaha Mikro Kecil dan Menengah. Permasalahan tentang kemasan produk dan labelnya kadang-kadang menjadi kendala bagi perkembangan atau kemajuan suatu usaha. Banyak persoalan yang muncul ketika suatu usaha ingin memiliki suatau kemasan produk yang baik, berkualitas dan memenuhi standar nasional yang ada. Persoalan-persoalan yang sering dihadapi seperti bahan pengemas, desain bentuk kemasan, desain label, sampai pada persoalan yang paling utama yaitu biaya pembuatan kemasan itu sendiri.
Bagi para pengelola UMKM dengan segala keterbatasan modal usaha sebaiknya permasalahan tentang kemasan bisa ditangani dengan kreativitasnya. Kemasan yang baik dan menarik tidak selalu identik dengan harga kemasan yang mahal. Dengan bahan pengemas yang biasa-biasa saja, asalkan dirancang sedemikian rupa baik bentuk maupun desain labelnya pastilah akan tercipta sebuah kemasan yang tidak kalah bersaing dengan kemasan-kemasan modern.
a.   Pengertian Kemasan
Kemasan atau packaging menjadi salah satu unsur penting dalam suatu produk. Menurut Kotler dan Keller (2009: 27), pengemasan adalah kegiatan merancang dan memproduksi wadah atau bungkus sebagai sebuah produk. Pengemasan disebut juga pembungkusan, pewadahan atau pengepakan. Pengemasan memegang peranan penting dalam pengawetan dan mempertahankan mutu suatu produk makanan. Makanan yang diberi wadah atau pembungkus akan tercegah dari kerusakan, pencemaran (debu) serta serta gangguan fisik (gesekan, benturan, getaran). Disamping itu pengemasan berfungsi untuk menempatkan suatu hasil pengolahan atau produk industri agar mempunyai bentuk-bentuk yang memudahkan dalam penyimpanan, pengangkutan dan distribusi.
b.   Fungsi Kemasan
Fungsi kemasan secara mendasar adalah untuk mewadahi dan melindungi produk dari kerusakan-kerusakan. Hal ini sesuai dengan pendapat Simamora (2007) fungsi kemasan yaitu: 1) fungsi protektif dan 2) fungsi promosional. Fungsi Protektif dimaksudkan sebagai upaya untuk menghindari berbagai kemungkinan kerusakan produk, baik karena iklim, prasarana transportasi, distribusi, dan lainnya. Sehingga dengan protektif ini para konsumen tidak perlu menanggung resiko barang rusak. Fungsi kedua yaitu promosional. Kemasan yang baik secara warna, ukuran, dan penampilan akan memiliki daya tarik tersendiri bagi pembeli untuk membeli produk tersebut.

Selain kedua fungsi di atas, fungsi lain dari kemasan adalah: 1) memudahkan distribusi pdoduk, sehingga tidak tercecer, 2) sebagai identitas produk yang membandingkan produk satu dengan yang lainnya,  3) menambah daya tarik calon pembeli.

c.    Jenis Bahan Pengemasan
Pemilihan bahan dalam pengemasan disesuaikan dengan jenis produk yang akan kita hasilkan. Apakah produk tersebut termasuk olahan basah, kering, atau lainnya. Pengemasan yang baik tentu akan meningkatkan estetika produk, sehingga konsumen tertarik untuk membelinya. Selain itu juga dapat menjaga kualitas suatu produk dari udara luar yang menyebabkan produk cepat basi, kotor, dan melempem.

Ragam kemasan makanan tradisional yang sering dijumpai seperti kemasan dengan menggunakan daun pisang, kelobot jagung (pelepah daun jagung), daun kelapa/enau (aren), daun jambu air dan daun jati. Sedangkan secara modern, jenis bahan kemasan dapat berupa: kertas, alumunium foil, film, dan plastik.

Menurut Julianti dan Nurminah (2006), Kemasan dapat diklasifikasikan berdasarkan beberapa hal atau beberapa cara yaitu sebagai berikut :
1)   Klasifikasi kemasan berdasarkan frekwensi pemakaian: a) Kemasan sekali pakai (disposable), yaitu kemasan yang langsung dibuang setelah dipakai, seperti kemasan produk instant, permen, dan lain-lain, b) Kemasan yang dapat dipakai berulangkali (multitrip) dan biasanya dikembalikan ke produsen, contoh : botol minuman, botol kecap, botol sirup, c) Kemasan atau wadah yang tidak dibuang atau dikembalikan oleh konsumen (semi disposable), tapi digunakan untuk kepentingan lain oleh konsumen, misalnya botol untuk tempat air minum dirumah, kaleng susu untuk tempat gula, kaleng biskuit untuk tempat kerupuk, wadah jam untuk merica dan lain-lain.
Gambar 1. Contoh kemasan berdasarkan frekuensi pemakaian



Penjelasan:
-      Pembungkus permen hanya dapat digunakan sekali pakai
-      Botol kecap dapat digunakan berulang kali
-      Kaleng biskuit dapat dipakai kembali untuk penggunaan lainnya
2)   Klasifikasi kemasan berdasarkan struktur sistem kemas (kontak produk dengan kemasan) : a) Kemasan primer, yaitu kemasan yang langsung bersentuhan dengan produk yang di bungkusnya, b) Kemasan sekunder, yang tidak bersentuhan langsung dengan produknya akan tetapi membungkus produk yang telah dikemas dengan kemasan primer, c) Kemasar tersier dan kuartener yaitu kemasan untuk mengemas setelah kemasan primer atau sekunder.
Gambar 2. Klasifikasi kemasan berdasarkan struktur sistem kemas
                          



Penjelasan:
Produk susu menggunakan kemasan aluminium foil sebagai kemasan primer, lalu dimasukkan ke dalam kardus (kemasan sekunder), setelah itu beberapa kemasan kardus besar (kemasan tersier).
3)   Klasifikasi kemasan berdasarkan sifat kekakuan bahan kemasan: a) Kemasan fleksibel yaitu bahan kemasan yang mudah dilenturkan tanpa adanya retak atau patah. Misalnya plastik, kertas dan foil, b) Kemasan kaku yaitu bahan kemas yang bersifat keras, kaku, tidak tahan lenturan, patah bila dibengkokkan relatif lebih tebal dari kemasan fleksibel. Misalnya kayu, gelas dan logam, c) Kemasan semi kaku/semi fleksibel yaitu bahan kemas yan memiliki sifat-sifat antara kemasan fleksibel dan kemasan kaku. Misalnya botol plastik (susu, kecap, saus), dan wadah bahan yang berbentuk pasta.

Gambar 3. Kemasan berdasarkan sifat kekakuannya




                             Penjelasan:
Kemasan kaku contohnya minuman botol, dan kemasan fleksibel contohnya produk yang dikemas dengan kertas.
4)   Klasifikasi kemasan berdasarkan sifat perlindungan terhadap lingkungan: a) Kemasan hermetis (tahan uap dan gas) yaitu kemasan yang secara sempurna tidak dapat dilalui oleh gas, udara atau uap air sehingga selama masih hermetis wadah ini tidak dapat dilalui oleh bakteri, kapang, ragi dan debu. Misalnya kaleng, botol gelas yang ditutup secara hermetic, b) Kemasan tahan cahaya yaitu wadah yang tidak bersifat transparan, misalnya kemasan logam, kertas dan foil. Kemasan ini cocok untuk bahan pangan yang mengandung lemak dan vitamin yang tinggi, serta makanan hasil fermentasi, c) Kemasan tahan suhu tinggi, yaitu kemasan untuk bahan yang memerlukan proses pemanasan, pasteurisasi dan sterilisasi. Umumnya terbuat dari logam dan gelas.
5)   Klasifikasi kemasan berdasarkan tingkat kesiapan pakai, yaitu: a)wadah siap pakai merupakan bahan kemas yang siap untuk diisi dengan bentuk yang telah sempurna sejak keluar dari pabrik.
Contohnya adalah wadah botol, wadah kaleng, dan sebagainya, dan b) Wadah Siap Dirakit atau disebut juga wadah lipatan, yaitu kemasan yang masih memerlukan tahap perakitan sebelum pengisian, misalnya kaleng dalam bentuk lempengan dan silinder fleksibel, wadah yang terbuat dari kertas, foil atau plastik.

Dari uraian di atas, kita dapat mengetahui bahwa ada hubungan antara jenis bahan kemasan dengan produk yang dikemas. Terutama untuk menghindari kemungkinan migrasi dari bahan kemasan ke produk yang dikemas. Karena migrasi disebabkan juga oleh jenis dan konsentrasi bahan kimia yang terkandung pada kemasan, sifat dan komposisi produk yang dikemas, suhu dan lamanya kontak (kemasan-produk) serta kualitas bahan kemasannya. Maka, dalam memilih kemasan harus memperhatikan hal-hal berikut:
-      Untuk bahan kemasan yang inert (tidak mudah bereaksi) maka kemungkinan migrasi ke dalam produk yang dikemas akan kecil.
-      Jangan kemas bahan pangan pada suhu tinggi (lebih dari 60 0C) karena dapat meningkatkan migrasi bahan kimia berbahaya dari kemasan. Contohnya jenis bahan kemasan melamin yang mudah migrasi ke produk pangan pada suhu tinggi.
-      Bahan pangan yang bersifat asam sebaiknya tidak disimpan menggunakan jenis kemasan logam.
-      Jika memilih kemasan plastik maka sebaiknya pilih yang berkode “daur ulang”, jangan gunakan plastik kresek warna hitam sebagai kemasan primer makanan siap santap, jangan memasukkan kemasan plastik dalam microwave kecuali plastik PP/polipropilen, jangan gunakan plastik untuk membuat makanan seperti ketupat.
-      Jika membeli peralatan makan maka pilihlah yang berkode “aman” seperti food safe, food grade atau for food use, atau bisa pilih yang bergambar gelas-garpu dan sebaiknya pilih yang jenis bahannya kaca/gelas atau pun keramik/porselen.
-      Jika memiliki botol susu bayi, sebaiknya untuk sterilisasi cukup direndam air mendidih. Jangan rebus botol susu.
-      Kemasan plastik terutama PVC tidak boleh dibakar. Hal itu dapat membuat plastik melepaskan dioksin yang dampaknya membahayakan kesehatan serta lingkungan (polusi udara).

d.   Jenis Alat pengemasan Manual
Terdapat beberapa contoh mesin pengemas manual, di antaranya:
1)   Cup Sealer adalah mesin penutup gelas plastik dengan menggunakan sistem pemanas. Selain itu membuat minuman tidak mudah tumpah karena tutup lid plastiknya yang rapat, minuman yang dikemas tertutup juga akan terlihat lebih higienis. Ramesia Mesin menyediakan 2 type cup sealer, yaitu type untuk Gelas Besar (biasanya untuk jualan Teh, Juice, atau minuman Bubble), dan Type untuk Gelas Kecil (240 ml) biasanya untuk minuman semacam Aqua, kopi, dan lain sebagainya.
2)   Hand Sealer adalah mesin pengemas yang digunakan untuk mengemas berbagai kemasan plastik. Misalnya untuk mengemas keripik, makanan ringan, bawang goreng, dll. Pengoperasian hand impulse sealer dilakukan menggunakan tangan secara manual dan sangat mudah.  Anda cukup meletakan plastik kemasan diantara hand sealer tersebut, lalu di tekan layaknya mesin press. Dengan menggunakan alat pengemas hand sealer, makanan Anda dapat bertahan lebih lama karena tersimpan rapat dalam plastik.
3)   Vacuum Sealer adalah mesin yang digunakan untuk menghampakan udara, di mana udara yang dihampakan akan menyebabkan proses dioksidasi, perkembangan oksigen akan ditekan sedemikan rupa sehingga bakteri akan berkembang biak lebih lama dibandingkan dengan proses oksidasi alami. Bila makanan akan mulai membusuk 4 hari maka dengan menggunakan mesin ini, makanan yang di vacuum akan lebih awet sekitar 15-20 hari. Mesin vacuum sealer cocok digunakan untuk usaha bandeng presto, bakso, kerupuk, sosis dan usaha kuliner lainnya. Mesin vacuum sealer terbuat dari paduan besi dan plastik, sehingga body mesin kokoh tapi juga ringan.
4)   Pedal Sealer atau yang biasa disebut juga dengan istilah foot sealer. Mesin ini penggunaannya menggunakan kaki diinjak sehingga disebut foot sealer.
5)   Mesin Penutup Botol adalah alat yang digunakan untuk mempermudah proses penutupan botol. Mesin ini dapat digunakan untuk menutup berbagai macam jenis botol diantaranya botol plastik, botol beling, dengan berbagai macam jenis penutup seperti penutup berbahan plastik, seng, kawat dan ulir.
Gambar 4. Contoh Peralatan Pengemas Manual












                   Penjelasan:
Peralatan mengemas manual seperti:1. Mesin cup sealer, 2. Hand sealer, 3. Mesin vakum, 4. mesin pedal sealer, 5. mesin penutup botol

e.       Cara Menyediakan petunjuk/prosedur/panduan tertulis tentang berbagai bahan, cara dan peralatan untuk pengemasan manual
Dalam menentukan fungsi perlindungan dari pengemasan, maka perlu dipertimbangkan aspek-aspek mutu produk yang  akan dilindungi. Mutu produk ketika mencapai konsumen tergantung pada kondisi bahan mentah, metoda pengolahan dan kondisi penyimpanan. Dengan demikian fungsi kemasan harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:
1)   Kemampuan/daya membungkus yang baik untuk memudahkan dalam penanganan, pengangkutan, distribusi, penyimpanan dan penyusunan/penumpukan
2)   Kemampuan melindungi isinya dari berbagai resiko dari luar, misalnya perlindungan dari udara panas/dingin, sinar/cahaya matahari, bau asing, benturan/tekanan mekanis, kontaminasi mikroorganisme.
3)   Kemampuan sebagai daya tarik terhadap konsumen. Dalm hal ini, informasi dan penampilan seperti bentuk, warna dan keindahan bahan kemasan harus mendapat perhatian
4)   Persyaratan ekonomi, artinya kemampuan dalam memenuhi keinginan pasar, sasaran masyarakat dan tempat tujuan pemesan
5)   Mempunyai ukuran, bentuk dan bobot yang sesuai dengan norma atau standar yang ada, mudah dibuang dan mudah dibentuk atau dicetak.
Untuk memenuhi persyaratan-persyaratan tersebut, maka kemasan harus memiliki sifat-sifat:
1.    Permeabel terhadap udara (oksigen dan gas lainnya)
2.    Bersifat non toksik dan inert (tidak bereaksi dan menyebabkan reaksi kimia) sehingga dapat mempertahankan warna, rasa, aroma produk yang dikemas
3.    Kedap air (mampu menahan air atau kelembaban udara di sekitarnya)
4.    Relatif tahan terhadap panas
5.    Mudah dikerjakan secara masinal dan harganya relatif murah
Ada banyak faktor yang harus dipertimbangkan agar kemasan bisa bekerja lebih optimal. Karena pada saat membuat kemasan produk yang baik memang harus dirancang secara matang.



Berikut tips membuat kemasan produk yang baik :
1)   Kemasan mampu menjadi pengaman produk
2)   Mudah dibawa dan didistribusikan. Kemasan yang dibuat dengan ergonomis ini biasanya memiliki tingkat kenyamanan lebih tinggi bagi konsumen. kemasan mudah diambil, mudah dibawa dalam jumlah tunggal maupun banyak, mudah dibuka jika produk di dalamnya akan digunakan.
3)   Mampu menunjukkan identitas. Kemasan produk haruslah dapat menunjukkan identitas perusahaan dan identitas produk di dalamnya agar produk mudah dikenali oleh konsumen.
4)   Dapat menjadi media komunikasi. Fungsi utama kemasan sebagai media komunikasi ini adalah untuk menerangkan dan mencerminkan citra produk sehingga mudah dipahami dan diingat oleh konsumen. Beberapa perusahaan yang memandang penting kemasan sebagai media komunikasi ini biasanya juga membubuhkan nomor telepon bebas pulsa yang bisa dihubungi konsumen apabila ingin komplain ataupun menanyakan lebih lanjut tentang produk tersebut. Bentuk-bentuk komunikasi melalui kemasan bisa dilakukan dengan cara yang beragam, bisa menggunakan teks, gambar, foto, bentuk kemasan maupun cara mengemas.
5)   Dapat dijadikan media promosi. Kemasan bisa difungsikan sebagai media iklan yang menempel langsung pada produk, itulah sebabnya banyak perusahaan yang tidak memandang remeh pada kemasan. Mereka melakukan berbagai terobosan dan eksplorasi desain sehingga bisa membuat kemasan mampu menarik perhatian.
6)   Memperhatikan etika dan estetika. Etika dalam membuat kemasan sebenarnya tidak ada aturan-aturan baku. Etika sangat tergantung dengan pola hidup masyarakat di wilayah tertentu, untuk itulah dalam membuat kemasan juga perlu penyesuaian dengan segmen pasar yang dituju agar tidak menimbulkan polemik. Estetika dalam kemasan merupakan satu hal yang terkait erat dengan keindahan. Keindahan disini bisa berupa citra visual yang ditampilkan, bisa dibangun melalui pemilihan bentuk kemasan, pemilihan warna, komposisi grafis, penggunaan font, cara pengemasan dan lain sebagainya. Dengan kemasan yang enak dilihat, tentu akan lebih menarik, meningkatkan mutu dan citra produk secara optimal.
7)   Ekonomis pembuatannya
Membuat kemasan yang ekonomis dapat diartikan sebagai perhitungan biaya produksi yang efektif termasuk pemilihan bahan, sehingga biaya tidak melebihi proporsi manfaatnya. Produk masal dan seragam biasanya bisa dibuat dengan harga yang lebih murah daripada membuat kemasan dalam bentuk khusus dan jumlah terbatas. Bahan-bahan alternatif dalam membuat kemasan juga perlu dicari untuk menekan biaya produksi kemasan tersebut.
8)   Kemasan ramah lingkungan. Dalam membuat kemasan, masalah dampak lingkungan juga tidak kalah penting untuk dipikirkan. Hal ini sangat terkait dengan berbagai polusi yang mungkin akan ditimbulkan oleh kemasan yang dibuat, misalnya semakin banyaknya sampah yang tidak bisa diurai oleh tanah. Beberapa perusahaan yang peduli, saat ini banyak yang menggunakan kemasan ramah lingkungan (environmentally friendly) yang biasanya kemasan tersebut dapat didaur ulang (recyclable) atau dapat dipakai ulang (reusable).
Dengan demikian, untuk memilih bahan, cara dan peralatan pengemasan adalah dengan membuat ceklist apakah setiap unsur persyaratan bahan kemasan telah terpenuhi atau tidak.
Berikut ini contoh panduan berupa form ceklist memilih cara, bahan dan alat pengemasan manual:
                    Tabel 1. Contoh ceklist pemenuhan persyaratan kemasan
No.
Persyaratan yang Harus dipenuhi
Terpenuhi
Belum terpenuhi
1.
Kemasan mampu mengamankan produk


2.
Mudah dibawa dan didistribusikan


3.
Menunjukkan identitas produk


4.
Dapat menjadi media komunikasi


5.
Dapat menjadi media promosi


6.
Memperhatikan etika dan estetika


7.
Ekonomis


8.
Ramah lingkungan


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

1.    Cara Menyediakan Bahan Kemasan Alami/Buatan Dan Desain Kemasan Untuk Berbagai Jenis Komoditas/Produk Agroindustri a.    Jenis B...